Minggu, 27 Januari 2013

PENGANTAR SISTEM FINISHING PADA PERABOT KAYU

 

Oleh :   Syahrul Dalimunthe, BE, S.Pd.Widyaiswara Muda P4TK BBL Medan

PENDAHULUAN

Proses finishing merupakan mata rantai terakhir dari seluruh tahap produksi di dalam industry perabot kayu maupun rotan dan bagian bangunan yang berbahan kayu.
Proses pengerjaan atau aplikasi di dalam finishing pada umumnya dilakukan dengan cara :

·         Pengaosan dengan kain perca atau kaos afval
·         Penguasan dengan kuas bulu sintetis dan bulu binatang
·         Pengerolan dengan rol bulu maupun rol berpelat cetak
·         Penuangan permukaan, pencelupan dalam bak finishing dengan reaksi kimiawi

Tiap cara aplikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk menentukan pilihan cara aplikasi tertentu sangat berkaitan dengan standar hasil akhir yang ingin dicapai. Di samping itu juga berdasarkan pertimbangan lain yang berkaitan erat dengan kebijakan perusahaan, karena situasi dan kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Pada beberapa proses terakhir produksi perabot, ada yang melakukan pelapisan dengan lembaran melamin, formika, lembaran tipis dari bahan sejenis aluminium atau dengan bahan-bahan lembaran jadi hasil produksi pabrik bahan pelapisan. Umumnya pelapisannya dilakukan degan media lem sebagai perekat.

Pelapisan dengan media lem tersebut tidak termasuk dalam pembahasan bidang studi finishing.


MANFAAT FINISHING

Tujuan melapis resin maupun zat ke permukaan benda kerja, dengan aplikasi yang dilakukan oleh seseorang maupun oleh pabrik industry, dimaksudkan untuk:

·         Meningkatkan nilai keindahan kayu dan lembaran
·         Meningkatkan nilai keawetan kayu dan plywood
·         Meningkatkan nilai keteguhan bahan kayu
·         Meningkatkan nilai guna bahan kayu
·         Meningkatkan nilai komersial kayu dn papan lapis

Agar hasil finishing dapat dicapai secara maksimal, maka perlu diperhatikan hal-hal yang sangat merugikan selama proses aplikasi tersebut. Untuk itu kita perlu mengantisipasi :
·         Penghalang daya lekat bahan finishing
·         Penganggu penampilan keindahan
·         Penentuan detail perabot atau benda kerja yang perlu dan yang tidak perlu finishing
KLASIFIKASI PENAMPILAN FINISHING

Penampilan finishing adalah hasil pekerjaan finishing yang dapat dinikmati keindahan nilai dekoratifnya, kehalusan pada kesan raba dan corak pewarnaannya serta kesan mode yang ditimbulkannya.

Klasifikasi finishing dapat digolongkan dalam dua kelompok :
·         Penampilan permukaan film
·         Penampilan warna finishing


PROSES UMUM PENGECATAN

Suatu sistem finishing mempunyai tahapan-tahapan proses yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil akhir.
Tahapan-tahapan proses finishing tersebut telah dibakukan.
Dengan mengenal tiap standar, kita tahu mengapa dan apa yang akan terjadi apabila salah satu tahapan proses finishing tersebut ditiadakan.
Setiap proses standar haruslah dilakukan secara taat azas, yakni tertib dalam perlakukan aplikasi dan setiap tahap proses harus menghasilkan keluaran yang berkualitas utama.

LANGKAH-LANGKAH STANDAR PADA PROSES UMUM PENGECATAN
·         Persiapan permukaan
·         Pengisian pori-pori kayu
·         Pewarnaan permukaan
·         Pelapisan dasar permukaan kayu
·         Pelapisan antarmedia
·         Pelapisan akhir finishing
·         Pemolesan permukaan

Agar proses-proses umum yang standar ini dapat berhasil dengan baik, perlu dipahami penggunaan alat-alat dengan baik dan perlakuan serta penggunaan secara optimal terhadap bahan-bahan finishing. Di samping itu perlu juga dimiliki parameter atau contoh sebagai tolak ukur dari tiap proses yang standar.

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEAWETAN FINISHING

Finishing merupakan tindakan akhir. Yakni melapisi permukaan suatu benda kerja dengan suatu zat atau resin dengan proses aplikasi, dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat tertentu.
Agar manfaat dapat dicapai secara optimal, perlu dipelajari segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap keawetan finishing tersebut.
Telah disebutkan di muka bahwa salah satu manfaat finishing adalah meningkatkan keawetan atau umur pakai suatu bahan kayu, metal, rotan dan bahan lain dalam bentuk barang jadi, demikian juga keawetan dari lapisan film itu sendiri.


Faktor-faktor yang dapat berpengaruh :
1.      Sistem finishing
2.      Pengetahuan substrat kayu
3.      Pengetahuan bahan kayu
4.      Cara aplikasi
5.      Kondisi operasional proses finishing
6.      Penempatan dan hasil finishing

Keenam faktor yang berpengaruh tersebut perlu dikenali dan dipahami serta digunakannya sebagai pedoman dalam aplikasi, khususnya bagi ahli finishing yang mumpuni.
Sebab mengabaikan salah satu faktor tersebut. Hasil akhir pekerjaan finishing akan mengalami ketimpangan bahkan juga kegagalan.
Misalnya, faktor penempatan atau penggunaan barang jadi. Seharusnya ditempatkan di bawah atap atau di dalam ruang (in door), tetapi ditempatkan di luar ruangan (out door), maka benda itu pasti akan mudah rusak.

Refrensi
Pusat Pengembangan dan Pelatihan Industri Kayu (PIKA), Teknik Finishing, Semarang 2001.

Tidak ada komentar: