PENGANTAR SISTEM FINISHING PADA PERABOT KAYU
Oleh : Syahrul Dalimunthe, BE, S.Pd.Widyaiswara Muda P4TK BBL Medan
PENDAHULUAN
Proses
finishing merupakan mata rantai terakhir dari seluruh tahap produksi di dalam
industry perabot kayu maupun rotan dan bagian bangunan yang berbahan kayu.
Proses
pengerjaan atau aplikasi di dalam finishing pada umumnya dilakukan dengan cara
:
·
Pengaosan dengan kain perca atau kaos afval
·
Penguasan dengan kuas bulu sintetis dan bulu binatang
·
Pengerolan dengan rol bulu maupun rol berpelat cetak
·
Penuangan permukaan, pencelupan dalam bak finishing
dengan reaksi kimiawi
Tiap cara
aplikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk menentukan pilihan cara
aplikasi tertentu sangat berkaitan dengan standar hasil akhir yang ingin
dicapai. Di samping itu juga berdasarkan pertimbangan lain yang berkaitan erat
dengan kebijakan perusahaan, karena situasi dan kondisi perusahaan yang
bersangkutan.
Pada
beberapa proses terakhir produksi perabot, ada yang melakukan pelapisan dengan
lembaran melamin, formika, lembaran tipis dari bahan sejenis aluminium atau
dengan bahan-bahan lembaran jadi hasil produksi pabrik bahan pelapisan. Umumnya
pelapisannya dilakukan degan media lem sebagai perekat.
Pelapisan
dengan media lem tersebut tidak termasuk dalam pembahasan bidang studi
finishing.
MANFAAT FINISHING
Tujuan
melapis resin maupun zat ke permukaan benda kerja, dengan aplikasi yang
dilakukan oleh seseorang maupun oleh pabrik industry, dimaksudkan untuk:
·
Meningkatkan nilai keindahan kayu dan lembaran
·
Meningkatkan nilai keawetan kayu dan plywood
·
Meningkatkan nilai keteguhan bahan kayu
·
Meningkatkan nilai guna bahan kayu
·
Meningkatkan nilai komersial kayu dn papan lapis
Agar
hasil finishing dapat dicapai secara maksimal, maka perlu diperhatikan hal-hal
yang sangat merugikan selama proses aplikasi tersebut. Untuk itu kita perlu mengantisipasi
:
·
Penghalang daya lekat bahan finishing
·
Penganggu penampilan keindahan
·
Penentuan detail perabot atau benda kerja yang perlu
dan yang tidak perlu finishing
KLASIFIKASI PENAMPILAN FINISHING
Penampilan
finishing adalah hasil pekerjaan finishing yang dapat dinikmati keindahan nilai
dekoratifnya, kehalusan pada kesan raba dan corak pewarnaannya serta kesan mode
yang ditimbulkannya.
Klasifikasi
finishing dapat digolongkan dalam dua kelompok :
·
Penampilan permukaan film
·
Penampilan warna finishing
PROSES UMUM PENGECATAN
Suatu
sistem finishing mempunyai tahapan-tahapan proses yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas hasil akhir.
Tahapan-tahapan
proses finishing tersebut telah dibakukan.
Dengan
mengenal tiap standar, kita tahu mengapa dan apa yang akan terjadi apabila
salah satu tahapan proses finishing tersebut ditiadakan.
Setiap
proses standar haruslah dilakukan secara taat azas, yakni tertib dalam
perlakukan aplikasi dan setiap tahap proses harus menghasilkan keluaran yang
berkualitas utama.
LANGKAH-LANGKAH STANDAR PADA PROSES UMUM PENGECATAN
·
Persiapan
permukaan
·
Pengisian
pori-pori kayu
·
Pewarnaan
permukaan
·
Pelapisan
dasar permukaan kayu
·
Pelapisan
antarmedia
·
Pelapisan
akhir finishing
·
Pemolesan
permukaan
Agar
proses-proses umum yang standar ini dapat berhasil dengan baik, perlu dipahami
penggunaan alat-alat dengan baik dan perlakuan serta penggunaan secara optimal
terhadap bahan-bahan finishing. Di samping itu perlu juga dimiliki parameter
atau contoh sebagai tolak ukur dari tiap proses yang standar.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEAWETAN FINISHING
Finishing
merupakan tindakan akhir. Yakni melapisi permukaan suatu benda kerja dengan
suatu zat atau resin dengan proses aplikasi, dengan tujuan untuk mendapatkan
manfaat tertentu.
Agar
manfaat dapat dicapai secara optimal, perlu dipelajari segala sesuatu yang
dapat menimbulkan pengaruh terhadap keawetan finishing tersebut.
Telah
disebutkan di muka bahwa salah satu manfaat finishing adalah meningkatkan
keawetan atau umur pakai suatu bahan kayu, metal, rotan dan bahan lain dalam
bentuk barang jadi, demikian juga keawetan dari lapisan film itu sendiri.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh :
1. Sistem
finishing
2. Pengetahuan
substrat kayu
3. Pengetahuan
bahan kayu
4. Cara
aplikasi
5. Kondisi
operasional proses finishing
6. Penempatan
dan hasil finishing
Keenam
faktor yang berpengaruh tersebut perlu dikenali dan dipahami serta digunakannya
sebagai pedoman dalam aplikasi, khususnya bagi ahli finishing yang mumpuni.
Sebab
mengabaikan salah satu faktor tersebut. Hasil akhir pekerjaan finishing akan
mengalami ketimpangan bahkan juga kegagalan.
Misalnya,
faktor penempatan atau penggunaan barang jadi. Seharusnya ditempatkan di bawah
atap atau di dalam ruang (in door), tetapi ditempatkan di luar ruangan (out
door), maka benda itu pasti akan mudah rusak.
Refrensi
Pusat Pengembangan dan Pelatihan Industri Kayu (PIKA),
Teknik Finishing, Semarang 2001.
Komentar