CARA-CARA MELAKSANAKAN KONSERVASI ENERGI TERHADAP PENERANGAN




      Oleh : Syahrul Dalimunthe,BE, S.Pd / Widyaiswara Muda P4TK – BBL Medan
           


SASARAN PENGAMATAN

Untuk menerangi suatu tempat, diperlukan adanya cahaya. Untuk menghasilkan atau memperoleh cahaya dari suatu sumber cahaya diperoleh energi.
Dalam sumber cahaya buatan, untuk memperoleh cahaya buatan tersebut perlu disediakan energi. Untuk sumber cahaya alami, penyediaan energy itu tidak diperlukan, karena alam yaitu matahari yang menyediakannya. Oleh karena itu cahaya yang berasal dari sumber cahaya alami perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya meskipun waktunya sangat terbatas, yaitu hanya pada siang hari saja. Namun saying masih banyak terjadi cahaya alami siang hari tersebut belum dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini dijumpai dengan masih seringnya penggunaan sumber cahaya buatan yaitu listrik pada siang hari.

Cahaya yang berasal dari lampu listrik adalah cahaya buatan, dan seperti yang telah disinggung diatas, untuk memperolehnya diperlukan penyediaan energi.

Dengan demikian jelaslah bahwa, apabila cahaya alami tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya ( meskipun terbatas pada siang hari saja), alngkah itu telah dapat ikut dalam usaha penghematan energi.

1.      PENERANGAN ALAMI
a.       Bersihkan secara periodic kaca jendela. Kaca jendela yang bersih akan meneruskan cahaya lebih banyak.
b.      Gunakanlah warna-warna muda/cerah untuk dinding dan langit-langit. Demikian pula untuk overstek dan bagian-bagian dari bangunan yang dapat memantulkan cahaya ke dalam ruangan.
c.       Dalam mengatur letak perabot-perabot, agar diusahakan tidak menghalangi masuknya cahaya langit ke dalam ruangan.
d.      Jika digunakan alat peneduh untuk menghalangi cahaya langsung, usahankanlah agar cahaya langit masih dapat masuk ke dalam ruangan.
 

2.      PENERANGAN BUATAN
a.       Matikan lampu-lampu listrik apabila sudah tidak diperlukan lagi.
b.      Kurangi penerangan listrik yang berlebih-lebihan sampai pada batas-batas yang wajar. Untuk tugas-tugas biasa seperti membaca ataupun menulis, diperlukan penerangan dengan tingkat cukup 200 lux saja. Angka ini bias diukur dengan suatu alat yang dinamakan lux-meter. Dengan mengetahui tingkat (level) penerangan dalam sesuatu ruangan, maka jumlah lampu listrik yang bias dipadamkan (tanpa harus menganggu kegiatan sehari-hari) menjadi lebih mudah diatur.
c.       Penerangan lampu jangan terlalu tinggi dan disesuaikan letaknya dengan objek atau tempat yang harus diterangi.
d.      Untuk keperluan-keperluan tertentu (misalnya mengetik atau menulis), penerangan listrik hendaknya difokuskan dan diusahakan agar sinarnya tidak terlampau menyebar ke mana-mana.
e.       Menyalakan lampu halaman/taman apabila hari benar-benar telah mulai gelap. Jika malam sudah menjelang larut, hendaknya lampu-lampu tersebut dikurangi. Matikan segera jika hari telah mulai terang kembali.
f.       Apabila di halaman /taman sudah banyak lampu yang dinyalakan, tidak perlu lampu teras/lampu sudut buru-buru dinyalakan juga. Menjelang larut malam manakala penyalaan lampu taman/halaman telah dikurangi, barulah lampu teras/lampu sudut mulai dinyalakan. Matikan segera jika hari sudah mulai terang kembali.
g.      Untuk mempermudah pengaturan pemakaian lampu-lampu taman, halaman, sudut, teras, atau koridor, dapat juga dipergunakan alat bantu yang dinamakan saklar waktu (time switch) yang dapat menyalakan atau memadamkan lampu-lampu pada waktu yang dikehendaki.
h.      Sebaiknya instalasi listrik dipasang dengan lebih banyak saklar sehingga mudah untuk melakukan pengaturan pemakaian lampu-lampu sesuai dengan kebutuhan.
i.        Menurut penyelidikan, lampu fluorescent atau TL (atau lebih dikenal dengan sebutan yang kurang tepat ; lampu neon) dengan rangkaian yang benar mempunyai efisiensi tinggi dan awet. Namun perlu diingat bahwa pemakain lampu jenis ini menjadi sangat boros jika tidak diperlengkapi dengan suatu alat yang dinamakan kondensator (atau sering juga disebut kapasitor). Hal ini disebabkan oleh adanya beban induktif dengan faktor kerja yang sangat rendah. Sebagai contoh : 3 buah TL @ 40 Watt yang tanpa kondensator, membutuhkan daya tersambung dari PLN (dalam hal ini 250 VA) tegangan sama besar dengan 5 buah TL @ 40 Watt yang dilengkapi dengan kondensator.
j.        Peliharalah bola lampu atau tabung lampu beserta kapnya atau reflektornya agar suapaya bersih. Lampu dan kap lampu yang kotor dapat mengurangi cahaya sehingga mungkin menyebabkan timbulnya keinginan untuk menambah lampu lagi, ataupun mungkin juga hendaknya menggantikannya dengan lampu lain yang lebih besar Wattnya. Barang tentu hal-hal ini berarti suatu pemborosan yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila lampu-lampu beserta kapnya selalu dalam keadaan bersih.
Sebagai tambahan dapat disarankan : pada sisi-sisi titik penghematan (di dekat sakelar, stop kontak dan sebagainya) ditempelkan sejenis peringatan seperti sticker – sticker.

Refrensi :
Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan Pengawasan Di Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional,Departemen Pendidikan Nasional RI. Jakarta 2005.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Bahan Bangunan Kayu dan Baja

TEKNIK SEMPROT DALAM APLIKASI FINISHING FURNITURE

Perbandingan Batu Bata, Batako dan Bata Ringan