MODEL
PEMBELAJARAN KEMP DAN BANATHY
Oleh : Sunardi
1.
MODEL JERROLD KEMP
Menurut Kemp,
desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang saling
berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang
diinginkan.
Model Kemp
adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman
dalam penyusunan perencanaan program. Alur tersebut merupakan rangkaian
yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi.
Komponen-komponen
dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu
tiap komponennya dapat dilakukan revisi.
Model pembelajaran
Kemp dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
Ada 4 unsur
yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp:
- Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
- Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)
- Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik?
(metode/strategi pembelajaran)
- Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung?
(evaluasi)
Desain Model
Pembelajaran Jerold E. Kemp diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan
berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan dalam mendesain pembelajaran berikut:
- Apa yang mesti
diajarkan?
- Apa prosedur dan
sumber yang akan digunakan untuk menjangkaumutu pembelajaran
yang diinginkan?
- Bagaimana caranya kita
untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari pembelajaran tersebut?
Pada
dasarnya,perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atasd elapan langkah:
- Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya;
- Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran
tersebut didesain;
- Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat
dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
- Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
- Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar
belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
- Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa
akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan,
- Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang
meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal
untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
- Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali
beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.
Proses belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Setiap guru / pengajar berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang siswanya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
2.
MODEL BANATHY
Secara garis
besar, pengembangan system instruksional model Banathy dapat diformulasikan
dalam enam langkah, sebagai berikut:
- Merumuskan tujuan
Dalam langkah
ini guru harus merumuskan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah
mengikuti program pengajaran tertentu.
- Mengembangkan test
Dalam
mengembangkan evaluasi ini perlu didasarkan pada tujuan instruksioanal yang
telah dirumuskan.
- Menganalisis kegiatan belajar
Dalam langkah
ini perlu dirumuskan kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam
rangka mencapai tujuan.
- Mendesain system instruksional
Dalam langkah
ini ditetapkan jadwal dan tempat dari masing-masing komponen instruksional.
Seluruh komponen instruksional yang telah dirumuskan perlu ditetapkan sebagai
suatu system pengajaran.
- Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil
Dalam langkah
ini sistem instruksional yang telah didesain perlu diujicobakan dan dilaksanakan,
selain itu juga perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai
peserta didik.
- Mengadakan perbaikan
Hasil yang
diperoleh dari evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik ( feed back) dalam rangka mengadakan perbaikan sistem.
Model Banathy
dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banahty. Model yang dikembangkannya
ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan sistem. Menurut Harjanto (2006:94) pendekatan sistem
didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal
yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus
bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Menurut
Banathy (1972), pengembangan instruksional meliputi enam tahap, yaitu:
Tahap I: Merumuskan Tujuan Pembelajaran (
Formulate objectives)
Guru merumuskan
kemampuan ynag harus dikuasai siswa atau yang diharapkan guru kepada siswa
untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan dari hasil pengalaman belajar.
- Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Menurut
Gronlund, TIU adalah hasil belajar yang diharapkan, yang dinyatakan secara umum
dan berpedoman pada perubahan tingkah laku dalam kelas. Kegunaan TIU dalam
proses belajar mengajar:
- memberikan kriteria yang pasti untuk mengukur kemajuan belajar
peserta didik
- memberikan kepastian mengenai kemampuan yang diharapkan dari
peserta didik
- memberikan dasar untuk mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur
efektivitas pengajaran
- memberikan petunjuk dalam menentukan materi dan strategi
instruksional
- petunjuk bagi peserta didik tentang apa yang akan dipelajari dan
apa yang akan dinilai
- peserta didik akan mengorganisasikan usaha dan kegiatannya untuk
mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan
Menurut
Gronlund, dalam perumusan TIU hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
- Tujuan yang diharapkan secara umum
- Tidak terlepas dari konteks tujuan kurikuler maupun tujuan yang di
atasnya
- Selaras dengan prinsip-prinsip belajar
- Sesuai dengan kemampuan peserta didik, waktu yang tersedia, dan
fasilitas yang mendukung.
- Mempunyai indikasi yang kuat bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku peserta didik
- Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
TIK adalah
hasil belajar yang diharapkan yang dinyatakan dalam istilah perubahan tingkah
khusus. Menurut Gronlund (1975: 30), tingkah laku khusus adalah kata kerja yang
dapat diamati atau diukur. Menurut Mager, dalam merumuskan TIK yang lengkap
hendaknya mencakup unsur-unsur:
- Performance
- Conditions
- Criterion
TIK yang
sempurna hendaknya mampunyai 5 unsur, yaitu:
- Audience
- Behaviour
- Conditions
- Kriteria/degree
- Single performance
Tahap II: Mengembangakan Tes (Develop test)
Guru
mengembangkan tes yang didasarkan pada tujuan yang akan dicapai untuk
mengetahui kemampuan yang telah dicapai.
Tahap III: Menganalisis Kegiatan Belajar
(Analyze learning task)
Merumuskan apa
yang harus dipelajari ( kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam
rangka mencapai tujuan belajar ). Kemampuan awal siswa harus dianalaisis atau
dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai. Ada 3
tahap Analisis :
- Analisis dan penentuan tugas –tugas apa yang perlu dilakukan dalam
proses belajar
- Penilaian dan pengujian kompetensi awal
- Identifikasi serta penentuan tugas yang sesungguhnya
Tahap IV: Mendesain Sistem Instruksional
(Desingn system)
Mempertimbangkan
alternative dan identifikasi apa yang harus dikerjakan. Dalam langkah ini
ditetapkan jadwal dan tempat pelaksanaan dari masing-masing komponen
instruksional. Ada 4 (empat ) tahap dari perancangan atau pengembangan
pembelajaran:
- Analisis Kegiatan ( Fuction analysis )
- Analisis Komponen ( Component analysis )
- Pembagian fungsi pada tiap komponen
- Penjadwalan
Tahap V: Melaksanakan kegiatan dan mengetes
hasil (Implement and test output)
Desain yang
telah dibuat diujicobakan ( dilaksanakan ). Selain itu dalam tahap ini perlu
diadakan penilaian atas apa yang dilakaukan siswa agar dapat diketahui seberapa
jauh siswa mampu mencapai hasil belajar.
TAHAP VI : Mengadakan Perbaiakan (Change to
improve)
Hasil yang
diperoleh dari evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk
mengadakan perubahan-perubahan (perbaikan).
PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL MODEL BANATHY
- Formulasi model belajar
- Merancang
- Sistem
- Anaslisis Tugas I III IV
- Formulasi Analisis Tugas Merancang
model belajar Sistem
- Implementasi dan Pengujian Hasil
- Pengembangan Tes II V
- Pengembangan V
- Tes Implementasi dan Pengujian hasil
- Perubahan Untuk memperbaiki Sistem V
Kekurangan Dan Kelebihan Model Perencanaan Banathy
Menurut Rishe
(handout), kekurangan dan kelebihan model perencanaan Banathy adalah:
KELEBIHAN:
- Berorientasi pada kemampuan siswa
- Pembelajaran berdasarkan pada analisis tugas
- Revisi didasarkan pada identifikasi kelebihan dan kekuatan implementasi
- Ada tiga aspek kompetensi ( kognitif, afektif, dan psikomotorik )
- Ada pengujian dan revisi system
KEKURANGAN:
- Tidak memberikan perhatian khusus pada proses pengembangan tes
- Tidak ada spesifikasi yang jelas tentang cara perancangan sistem
Komentar